KESEHATAN

Menjaga Kesehatan Jantung dan Metabolisme dengan Intermittent Fasting

Ilustrasi

Menjaga berat badan ideal bukan hanya soal penampilan, tetapi juga kunci utama dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Berat badan yang seimbang membantu fungsi jantung tetap optimal, menurunkan risiko diabetes, memperkuat sendi, dan meningkatkan kualitas hidup. Sebaliknya, kelebihan berat badan dapat memicu tekanan darah tinggi, kolesterol, hingga gangguan metabolisme. Tak heran, banyak orang kini beralih ke pola makan yang lebih alami dan berkelanjutan, salah satunya melalui *intermittent fasting* atau puasa berkala.

*Intermittent fasting* kini menjadi tren gaya hidup sehat yang populer di berbagai negara. Pola makan ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan jantung dan metabolisme tubuh. Prinsipnya sederhana: mengatur kapan seseorang makan dan kapan tubuh berpuasa. Dengan membatasi jendela waktu makan, tubuh secara alami mengurangi asupan kalori tanpa harus mengubah jenis makanan secara ekstrem.

Selama periode puasa, tubuh beralih dari menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama menjadi membakar lemak yang tersimpan—a proses yang dikenal sebagai ketosis. Pada tahap inilah tubuh menjadi lebih efisien membakar lemak untuk energi, bahkan saat tidak beraktivitas berat. Selain menciptakan defisit kalori, *intermittent fasting* juga dapat meningkatkan metabolisme dan memperbaiki sensitivitas insulin, yang berperan penting dalam menjaga kestabilan kadar gula darah.

Tak hanya itu, berbagai penelitian menunjukkan bahwa puasa berkala turut memberikan dampak positif bagi kesehatan jantung. Pola makan ini dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL). Efek kombinasi tersebut membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan menurunkan risiko penyakit jantung. Selain itu, *intermittent fasting* juga menekan peradangan yang kerap menjadi pemicu berbagai penyakit kronis seperti hipertensi dan artritis.

Meski terlihat sederhana, keberhasilan *intermittent fasting* tetap bergantung pada keseimbangan dan konsistensi. Pola 16:8—puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam—menjadi pilihan paling populer karena mudah diterapkan tanpa mengganggu aktivitas harian. Dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga hidrasi, dan menerapkan pola makan ini secara bijak, *intermittent fasting* dapat menjadi kunci menuju tubuh yang lebih sehat, bugar, dan seimbang, baik dari dalam maupun luar. (*)

Exit mobile version