HEADLINEPENDIDIKAN

Gandeng Eks Petinggi HTI, Densus 88 AT Edukasi Mahasiswa UIN AMSA Tentang Bahaya Radikalisme

RakyatMaluku.co.id – AMBON, Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Maluku Densus 88 Antiteror Polri menggandeng mantan petinggi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rida Hesti Ratnasari untuk memberikan edukasi tentang bahaya ideologi radikal kepada civitas akademika UIN A.M. Sangadji Ambon, Jumat (17/10/2025).

Kegiatan bertajuk One Day Seminar dengan tema “Pencegahan Bahaya Ideologi yang Mengancam NKRI dan Kemanusiaan sebagai Manifestasi Kurikulum Cinta” ini berlangsung di Auditorium UIN A.M. Sangadji Ambon dan dihadiri sekitar 1.000 peserta dari unsur kampus, sekolah, dan tokoh agama.

Iptu Irawan Rumasoreng selaku Katim Cegah Satgaswil Maluku yang mewakili Kasatgaswil Densus 88 Maluku Kombes Pol I Wayan Sukarena, menegaskan kampus perlu menjadi benteng ideologi.

“Seminar ini adalah bagian dari vaksinasi ideologi untuk generasi muda agar tidak terpapar paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme dan terorisme. Mahasiswa harus menjadi garda terdepan menjaga NKRI,” ujar Irawan dalam sambutannya.

Ia juga mengapresiasi sinergi UIN A.M. Sangadji Ambon dalam upaya pencegahan penyebaran paham radikal di lingkungan pendidikan.

Bukan hanya itu, Rektor UIN A.M. Sangadji Ambon, Dr. Abidin Wakano M.Ag, menyambut kolaborasi ini sebagai langkah strategis.

“Kampus harus menjadi ruang moderasi beragama. Program Kurikulum Cinta yang digagas Kementerian Agama sejalan dengan upaya pencegahan paham radikal dan intoleran,” kata Abidin saat membuka acara.

Rektor mengajak agar seluruh peserta menyebarkan nilai perdamaian dan kemanusiaan di lingkungan pendidikan maupun masyarakat.

Adapun pemaparan dari Dr. Rida Hesti Ratnasari, yang pernah menjadi petinggi HTI sebelum keluar dari organisasi tersebut, mengulas metode infiltrasi ideologi radikal.

Konsep “conveyor belt”, yakni tahapan orang terpapar dari intoleransi hingga terorisme.

Penyebaran paham radikal di kalangan muda lewat forum kajian eksklusif dan media sosial.

HTI sebagai predator demokrasi yang bergerak dengan agenda ideologis mengganti Pancasila.

Ancaman laten pasca pembubaran HTI, yang kini bergerak secara bawah tanah.

“Jangan pernah anggap remeh narasi ideologi yang terlihat keagamaan, tapi bertujuan merongrong negara. Mahasiswa harus cerdas digital dan mampu memfilter informasi,” tegasnya.

Ia juga menilai keberhasilan Indonesia mencapai tiga tahun Zero Attack Terorisme sebagai hasil kolaborasi aparat dan masyarakat.

Adapun sejumlah para Tokoh Daerah yang telah antusias untuk hadiri dalam kegiatan seminar dengan tema “Pencegahan Bahaya Ideologi yang Mengancam NKRI dan Kemanusiaan sebagai Manifestasi Kurikulum Cinta”.

Ketua MUI Maluku Drs. Abdullah Latuapo, Para Wakil Rektor UIN Ambon, Para dekan fakultas, Perwakilan Kemenag Ambon, Kepala MAN, MTsN, SMA/SMK di Ambon, Mahasiswa STIA Alazka dan juga Civitas UIN A.M. Sangadji Ambon.

Densus 88 menyatakan kegiatan edukasi kebangsaan seperti ini akan terus digelar di sekolah, kampus, dan komunitas sebagai bagian penguatan literasi ideologi di Maluku. (*)

Exit mobile version