MOMEN Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi pengingat bagi umat Islam untuk meneladani 4 sifat kekasih Allah. Sifat-sifat ini patut ditiru oleh seluruh umat Islam.
Melalui momentum Maulid Nabi yang jatuh pada hari ini, Jumat (5/9), kita akan kembali ke kesejatian diri dengan meneladani 4 sifat Nabi Muhammad.
4 sifat ini harus diteladani oleh umat Islam secara umum, termasuk para pejabat negeri agar Indonesia bisa menjadi negara yang lebih baik.
Maulid Nabi Muhammad sejatinya bukan hanya menjadi perayaan seremonial tahunan, tapi menjadi momentum untuk semakin mengenal sekaligus meneladani sifat-sifat dan kepribadian Rasulullah, manusia paling sempurna dan paling
mulia di muka bumi.
Dilansir dari NU Online, terdapat 4 sifat Rasulullah yang harus diteladani dan diamalkan oleh umat Islam ataupun para pemimpin dalam kehidupan sehari-hari, supaya selamat di dunia hingga kehidupan di akhirat kelak.
Keempat sifat tersebut yaitu shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Berikut ulasannya:
1. Shidiq – Jujur
Semua rasul wajib memiliki sifat shidiq atau jujur, termasuk Rasulullah. Kebalikan dari sifat shidiq yang mustahil bagi Rasulullah yaitu sifat kadzib atau dusta.
Sifat jujur menjadi salah satu sifat Rasulullah untuk memastikan semua ajaran yang disampaikan utusan Allah memang merupakan suatu kebenaran, bukan suatu kebohongan atau mengada-ngada.
Mukjizat yang termasuk irasional dianugerahkan oleh Allah kepada para rasul, termasuk Rasulullah Muhammad, sebagai senjata untuk menjadi jaminan sekaligus meyakinkan umat bahwa rasul memang orang yang jujur.
Dalil kejujuran Rasulullah Muhammad serta para nabi dan rasul lainnya disampaikan Sayyid Husain dalam kitab al-Hushun al-Hamidiyah lil Muhafazah ‘alal ‘Aqaid al-Islamiyah sebagai berikut:
فَالدَّلِيْلُ: لَوْ كَذِبُوْا فِي ذَلِكَ لَلَزِمَ الْكَذِبُ فِي خَبَرِهِ تَعَالَى، لِتَصْدِيْقِهِ لَهُمْ بِالْمُعْجِزَاتِ الَّتِي يَجْرِيْهَا الله عَلَى أَيْدِيْهِمْ تَأْيِيْدًا لَهُمْ لِأَنَّهَا نَازِلَةٌ مَنْزِلَةَ قَوْلِهِ: “صَدَقَ عَبْدِيْ فِي كُلِّ مَا يُبَلِّغُ عَنِّيْ
“Artinya, “Maka dalil (jujurnya para rasul) adalah: jika seandainya mereka berdusta dalam ajarannya, niscaya berita dari Allah juga dusta. Karena Allah telah membenarkan mereka dengan adanya mukjizat, yang Allah berikan kepada mereka sebagai jaminan. Dan, mukjizat ini sudah menempati posisi firman Allah: ‘Telah benar hamba-Ku dalam setiap apa yang mereka sampaikan dari-Ku.’
2. Amanah – Dapat Dipercaya
Amanah atau dapat dipercaya merupakan sifat yang dimiliki Rasulullah dan rasul-rasul lainnya. Lawan dari amanah adalah khianat, dan mustahil dilakukan Rasulullah.
Nabi Muhammad sangat dijaga oleh Allah baik lahir maupun batin. Tidak ada perbuatan ataupun perkataan Rasul yang melanggar.
Sebaliknya, Nabi Muhammad menjalankan amanah yang diberikan Allah secara sempurna tanpa ada rasa takut kepada manusia atau para pembenci.
Sifat amanah Nabi Muhammad SAW diabadikan Alquran dalam surah Al-A’raf ayat 68:
اُبَلِّغُكُمْ رِسٰلٰتِ رَبِّيْ وَاَنَا۠ لَكُمْ نَاصِحٌ اَمِيْنٌ ٦٨
Artinya: Aku sampaikan kepadamu risalah-risalah (amanat) Tuhanku dan aku terhadap kamu adalah penasihat yang terpercaya.
Dalil wajibnya sifat amanah Rasul dinyatakan Sayyid Husain sebagai berikut:
وَالدَّلِيْلُ: لَوْ خَانُوْا بِفِعْلِ مَعْصِيَةٍ لَكُنَّا مَأْمُوْرِيْنَ بِهِ لِأَنَّهُ تَعَالَى أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِهِمْ فِي أَقْوَالِهِمْ وَأَفْعَالِهِمْ وَأَحْوَالِهِمْ مِنْ غَيْرِ تَفْصِيْلٍ، وَاللهُ لَا يَأْمُرُ بِالْمَعْصِيَةِ
Artinya, “Adapun dalil (wajibnya sifat amanah): jika seandainya para rasul berkhianat dengan mengerjakan kemaksiatan, niscaya kita akan diperintah mengerjakannya pula. Karena Allah ta’ala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka dalam ucapan, tindakan, dan perbuatannya tanpa diperinci, sedangkan Allah tidak memerintahkan maksiat.”
3. Tabligh -Menyampaikan Risalah
Sifat Rasulullah ketiga yaitu tabligh atau menyampaikan. Nabi Muhammad dan rasul lainnya dapat dipastikan menyampaikan semua risalah atau ajaran yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada manusia.
Lawan dari tabligh adalah kitman, yakni menyimpan atau menahan apa yang seharusnya disampaikan kepada manusia.
4. Fathanah- Cerdas
Sifat wajib terakhir bagi Rasul adalah fathanah yaitu cerdas dan pintar. Lawan dari sifat ini, yang mustahil dimiliki Rasul adalah baladah atau bodoh.
Rasulullah Muhammad memiliki sifat fathanah, karena risalah kenabian hanya diberikan kepada orang yang cerdas yang mampu menangkap semua pesan dengan sempurna.
Karena jika risalah itu diberikan kepada orang bodoh, maka akan menimbulkan distorsi karena ia tidak dapat memahaminya dengan sempurna.
Selain itu, jika risalah diberikan ke orang bodoh, maka ia tidak akan dapat melakukan argumentasi saat menghadapi kelompok-kelompok penentang risalah yang dibawanya.
Ketidakmampuan Rasul untuk melakukan argumentasi dengan penantangnya, bertentangan dengan pangkat dan martabat sebagai utusan Allah.
Oleh karena itu, wajib bagi Rasulullah dan para rasul lainnya memiliki sifat fathanah. Sayyid Husain berkata:
وَهَذَا يُخَالِفُ مَنْصَبَهُمْ الَّذِي أُرْسِلُوْا بِهِ وَهُوَ هِدَايَةُ الْخَلْقِ اِلَى الْحَقِّ، فَوَجَبَ بِذَلِكَ لَهُمْ الفَطَانَةُ، وَاسْتَحَالَ عَلَيْهِمْ ضِدُّهَا
Artinya, “Dan ini (ketidakmampuan rasul membantah argumentasi penentangnya) bertentangan dengan pangkat mereka yang telah diutus untuk memberikan jalan hidayah kepada makhluk untuk menuju al-haq (Allah). Oleh karena itu, wajib bagi para rasul untuk memiliki sifat fathanah, dan muhal bagi mereka memiliki sifat perlawananya (baladah).”. (Dilansir dari Jawapos)