I Like Monday

Bikin Bae

Catatan: I Like Monday
Oleh: Ahmad Ibrahim

Adem, santai dan humble. Itulah kesan yang tampak dari sikap seorang Kapolda Maluku bergelar jenderal dan professor itu. Namanya Irjen Pol. Prof.Dr.Dadang Hartanto, SH, SIK, M.Si.

SAAT  menerima kedatangan aksi demonstrasi mahasiswa se-Kota Ambon di Markas Polda Maluku, Tantui, Ambon, seperti terekam dalam video itu, ia terlihat berbaur di tengah pendemo penuh cair. Tak ada ketegangan, (1/9/25).

Dengan mendatangi dan berbaur bersama pendemo hari itu memberi kesan pada kita tak ada sekat antara seorang pemimpin dengan masyarakatnya.

Kapolda Maluku yang baru saja dilantik itu saat ini tengah melakukan pendekatan dengan masyarakat dalam sebuah tema: Tarus Bikin Bae untuk Maluku Pung Bae (Terus Berbuat Baik untuk Maluku Punya Kebaikan).

Ajakan Tarus Bikin Bae untuk Maluku Pung Bae haruslah menjadi semangat kita di Maluku terutama dalam hal menjaga situasi keamanan di lingkungan sekitar kita.

Sejak dilantik ia tak henti melakukan silaturahmi kepada sejumlah stakeholder. Tanpa kecuali mendatangi jamaah mesjid. Selain salat ia juga memberikan pengantar di hadapan jamaah.

Tarus Bikin Bae untuk Maluku Pung Bae tentu menjadi topik menarik. Ia tak sekadar menjadi ungkapan atau pidato di atas podium saja, tapi harus diimplementasikan melalui pendekatan yang bersentuhan langsung dengan kondisi masyarakat.

Langkah yang dilakukan Kapolda Maluku Jenderal Dadang dengan tema ini tentu ikut berdampak karena bisa menyentuh langsung warga yang selama ini menjadi objek dari tugas dan tanggung jawabnya.

Fenomena kekerasan, konflik, dan pertikaian yang melibatkan antarmasyarakat selama ini mestinya tidak terjadi jika kita bisa menahan diri dari upaya provokasi yang sengaja dilakukan.

Duduk santai dan berbaur bersama para pendemo yang diperlihatkan Kapolda Maluku di tengah situasi penuh emosi dengan cara duduk melantai, memberi kesan pada kita bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selagi masih bisa dilakukan dialog.

Kapolda Maluku yang berusia 54 tahun ini hari itu belum seminggu menginjakkan kaki di Tanah Manise. Ia baru saja dilantik menggantikan Kapolda Maluku sebelumnya Irjen Pol. Drs.Eddy Sumitro Tambunan, M.Si.

Mengawali karier sebagai Kapolda di Bumi Raja Raja sang gurubesar yang alumni AKPOL 1994 itu seketika langsung diperhadapkan pada tantangan ditandai oleh aksi demonstrasi yang terjadi secara bersamaan di sejumlah daerah di Tanah Air.

Melihat sikapnya yang santai di tengah demonstran dalam video yang viral itu menunjukkan jika sosok yang sebelumnya berpengalaman di bidang reserse itu terkesan ramah.

Sehari setelah tiba di kota ini Jenderal Dadang sudah lebih dulu melakukan anjangsana ke sejumlah pemangku kepentingan di Maluku antara lain Gubernur Maluku, Pangdam XVI Pattimura, tokoh agama, MUI Maluku, Sinode GPM, Keuskupan Amboina dll.

Sepengetahuan saya, ia termasuk jenderal langka. Satu-satunya jabatan Kapolda Maluku bergelar professor barulah dijabat Irjen Pol.Dadang Hartanto.

Sebelumnya kita juga pernah punya Kapolda Maluku hebat dengan “gelar” berbeda. Mereka adalah para jenderal polisi dengan sejumlah kelebihan dan keunikan yang pernah disandangkan.

Tahun 2000, misalnya. Kita pernah punya Kapolda bernama Irjen Pol.Firman Gani. Mantan ajudan Presiden Habibie itu digelar sebagai jenderal pemikir karena kepiawaiannya dari sisi intelektualitas.

Ia termasuk tokoh penting penggagas berdirinya Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88).

Setelah dari Ambon ia kemudian pindah sebagai Kapolda Sulsel dan Kapolda Metro Jaya, Jakarta, hingga kemudian memasuki masa pensiun ia pun terjun ke politik sebagai politisi pada partai besutan Amin Rais bernama PAN.

Belakangan kita juga pernah punya Kapolda Irjen Pol.Baharudin Djafar. Ia punya julukan khusus sebagai Jenderal Bersorban karena kebiasaannya menggunakan pakaian jubah dililiti sorban putih atau kopia haji.

Pada waktu-waktu tertentu Jenderal Baharuddin kelahiran Provinsi Sulawesi Barat itu menjadi juru dakwah sehingga ia kerab dipanggil sebagai Jenderal Mubaliq. Sesekali ia juga sering dijumpai merebahkan badannya di karpet mesjid atau musallah setelah menunaikan salat.

Meski dikenal sebagai penganut Islam yang taat, sang jenderal ini juga seorang egaliter. Untuk menemui anggotanya ia pernah ke daerah perbatasan Maluku dekat Australia nun di Kabupaten Maluku Barat Daya. Selain menemui anggotanya, ia juga berdialog antarkomunitas dan pemuka agama di sana.

Ia termasuk tokoh kelima dalam deretan tokoh nasional yang mendapat gelar sebagai Warga Kehormatan Kota Ambon, selain Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar, mantan Wapres Jusuf Kalla, Sandiaga Uno, dan Jenderal TNI Doni Monardo.

Menyusul setelah Jenderal Baharudin, kita juga pernah punya mantan Kapolda Maluku bernama Irjen Pol. Royke Lumowa. Putera asal Kota Kawanua, Manado, kelahiran Makassar itu adalah seorang pencinta sepeda.

Mantan Kakorlantas Polri itu sesekali kerab dijumpai di lapangan mengamati arus lalulintas. Belakangan setelah dari Maluku kemudian berpindah tugas sebagai Kapolda Sulut, Jenderal Royke pun memutuskan menjadi petualangan menggunakan sepeda mengelilingi dunia selama lebih setahun menyinggahi setiap negara.

Selain Jenderal Royke, kita juga pernah punya Kapolda Maluku bernama Irjen Pol.Andap Budhi Revianto. Ia juga seorang pesepeda yang “fanatik”.

Selama bertugas di Maluku pada hari-hari tertentu kerab dijumpai ia mengaspal di jalan raya menggunakan sepeda. Bahkan di hari tertentu ke kantor ia memacu jalan raya dengan sepeda. Tak jarang anak buahnya pun ia ajak untuk menggunakan sepeda.

Begitulah keunikan para mantan jenderal kita yang pernah bertugas sebagai Kapolda Maluku.

Kali ini kita juga tentu patut berbangga sebab untuk kali pertama kita punya Kapolda Maluku melekat dua gelar sekaligus: Jenderal dan Professor. Di usianya yang relatif masih muda ia sudah punya gelar prestisius.

Tak salah Rektor UIN AM.Sangadji Dr.Abidin Wakano, M.Ag mengawali sambutannya dalam Kuliah Tamu yang disampaikan Kapolda Dadang Hartanto di Auditorium Kampus UIN Ambon, (9/9/25), memuji sang sosok jenderal itu.

Dalam kariernya Jenderal Dadang Hartanto boleh dikata sebagai sosok paripurna. Karena secara akademik dari sisi pendidikan ia sudah menggapai gelar gurubesar, sementara dalam dunia kepolisian ia sudah meraih bintang dengan posisi sebagai jenderal.

Menghadapi situasi keamanan di tengah konflik dan kekerasan antarwarga seperti yang terjadi di Tanah Manise belakangan ini, ajakan Kapolda Maluku: Tarus Bikin Bae untuk Maluku Pung Bae tentu harus menjadi penyemangat untuk kita.

Tarus Bikin Bae untuk Maluku Pung Bae juga bisa menjadi antitesis dari upaya pihak-pihak yang sengaja untuk mempetakonflikkan antarsesama kita.

Tarus Bikin Bae untuk Maluku Pung Bae di sini juga bisa menjadi bagian dari kontra narasi untuk melawan segala bentuk provokasi negatif terhadap setiap informasi yang berbau hoaks yang disampaikan melalui medsos.

Melihat penampilannya yang adem nan humble, itu kita berharap kedepan Jenderal Dadang Hartanto bisa menjadi sosok yang sukses dalam mengemban tugas, amanat, dan tanggung jawab sebagai Kapolda Maluku.

Tarus Bikin Bae untuk Maluku Pung Bae. (*)

Exit mobile version