RAKYATMALUKU.CO.ID — AMBON — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends, mendorong penerapan metode deep learning (pembelajaran mendalam) dan transformasi digital sebagai bagian dari revolusi pendidikan di Maluku.

Hal ini disampaikan Mercy Barends dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI yang digelar di Aula SMA Negeri 1 Ambon, Senin, 19 Mei 2025.

Menurut Mercy, sosialisasi bertema “Deep Learning dan Pendidikan Berkualitas: Tantangan dan Solusi Bagi Masa Depan Maluku”, ini merupakan seri kedua dari dialog kebangsaan yang digagasnya. Di mana, tema tersebut menjadi sangat relevan untuk membedah persoalan pendidikan secara terbuka dan menyeluruh.

“Tema ini sangat kuat karena menyentuh langsung persoalan kualitas pendidikan di Maluku. Dengan masukan dari siswa, guru, akademisi, dan pemangku kebijakan, kita bisa merumuskan solusi yang lebih komprehensif. Seperti misalnya mendorong deep learning dan transformasi digital untuk merevolusi pendidikan,” katanya, kepada wartawan.

Ia menegaskan pentingnya kerja sama antar pemangku kepentingan untuk mendorong kualitas pendidikan yang adil, merata, dan berkualitas. Menurutnya, capaian SMA Negeri 1 Ambon dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain di provinsi ini.

Terkait deep learning, Mercy menyoroti pentingnya peningkatan layanan dasar pendidikan seperti infrastruktur sekolah, laboratorium, perpustakaan, serta pemenuhan jumlah dan kualitas guru. Ia menekankan bahwa peran guru sangat krusial dalam model deep learning, di mana mereka menjadi pusat penggerak utama dalam sistem pendidikan.

“Kalau dulu piramida pendidikan itu dari pusat ke bawah, sekarang dibalik. Guru jadi motor utama yang harus didukung penuh. Distribusi guru harus merata, berkualitas, tersertifikasi, dan mendapat pelatihan seperti PPG,” ujarnya.

Mercy juga menyoroti keterbatasan infrastruktur digital di banyak wilayah Maluku. Ia mendorong penyediaan fasilitas seperti starling (internet keliling) di daerah terpencil yang belum memiliki akses internet, agar siswa tidak tertinggal dalam era digital.

“Mereka sangat berharap selain program makanan bergizi gratis, juga akses internet. Kalau belum ada tower Telkom, maka penyediaan starling sangat penting,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung persoalan tingginya angka putus sekolah di Maluku. Untuk itu, Barends menyatakan bahwa pihaknya telah memperjuangkan lebih dari 52 ribu beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) dari SD hingga SMA/SMK, serta beasiswa Kuliah Indonesia Terjangkau (KIT) bagi lulusan SMA agar dapat melanjutkan pendidikan tinggi.

“Kita berharap kerja sama dengan pihak kampus dapat membantu mahasiswa dari keluarga miskin agar tidak terkendala persoalan administrasi dan biaya kuliah,” ungkapnya.

Terkait dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Mercy menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh dan pengawasan ketat. Ia mengaku masih menemukan praktik penyelewengan oleh oknum di sekolah yang tidak bertanggung jawab.

“Dana BOS berbasis jumlah siswa. Maka pengelolaannya harus tepat sasaran untuk mendukung proses belajar, meningkatkan kualitas pendidikan, dan pemenuhan fasilitas termasuk ketersediaan guru,” tegasnya.

Mercy berharap adanya perpaduan antara kemajuan teknologi dan penguatan nilai-nilai kebangsaan.

“Karena kecerdasan harus dibarengi dengan ideologi Pancasila agar generasi muda Maluku menjadi insan yang cerdas, jujur, adil, dan berintegritas,” harapnya. (RIO)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *