RakyatMaluku.co.id – PEMERINTAH Kota (Pemkot) Ambon mencatat sebanyak 78 laporan kedaruratan masuk melalui layanan call center 112 hingga Sabtu, 29 September 2025.
Laporan yang diterima beragam, mulai dari pohon tumbang, longsor, kebakaran, serangan hewan rabies, kondisi medis seperti sesak napas akut dan pingsan, hingga konflik sosial di sejumlah wilayah, seperti kawasan Kuda Mati, Belakang Soya, dan perbatasan Batu Merah.
“Laporan yang masuk meliputi berbagai kejadian darurat, mulai dari bencana alam hingga masalah kesehatan,” kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika (Kominfo) Ambon, Ronald Lekransy, di ruang kerjanya, Selasa, 30 September 2025.
Ronald menjelaskan, layanan call center 112 beroperasi 24 jam dengan sistem tiga shift. Posko siaga ini diperkuat lebih dari 30 personel lintas instansi, antara lain BPBD, Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Kepolisian, TNI, Basarnas, PLN, serta Dinas Kesehatan. Jumlah tim akan ditambah mulai Oktober untuk memperkuat durasi jaga.
Meski demikian, pihaknya mencatat lebih dari 200 panggilan bersifat iseng atau hanya untuk memastikan layanan sudah aktif. Bahkan, ada anak-anak yang menelepon untuk meminta bantuan mengerjakan pekerjaan rumah.
“Layanan 112 ini diperuntukkan khusus keadaan darurat yang menyangkut nyawa dan keselamatan warga. Kami berharap masyarakat dapat menggunakan layanan ini secara bijak,” ujarnya.
Ia menegaskan, keberadaan call center 112 merupakan komitmen Pemkot Ambon dalam memberikan pelayanan darurat yang cepat, optimal, dan terintegrasi.
“Kami juga berupaya merespon secepatnya setelah menerima laporan, dengan mempersiapkan sarana agar pelayanan bisa lebih maksimal,” tambah Ronald.
Selain menjadi pusat tanggap darurat, call center 112 juga disebut sebagai langkah Pemkot Ambon dalam membangun sistem pelayanan publik berbasis teknologi.
“Saya berharap masyarakat semakin percaya bahwa setiap laporan darurat akan ditindaklanjuti dengan cepat,” pungkasnya. (MON)