PEMERINTAH Kota (Pemkot) Ambon memastikan warga Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, yang rumahnya terbakar akibat konflik, segera menempati rumah baru. Pasalnya, pembangunan kembali rumah akan dimulai pada Rabu, 3 September 2025.
Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, menyampaikan, pembangunan sebenarnya dijadwalkan pada Senin (1/9), namun ditunda karena pengamanan aparat TNI difokuskan untuk mengantisipasi aksi demonstrasi.
“Pengerjaan akan dimulai Rabu mendatang. Kami pastikan semua rumah maupun kios yang terbakar akan dibangun kembali dengan memanfaatkan bantuan dari Gubernur Maluku,” ujar Walikota di Gedung DPRD Maluku, Senin, 1 September 2025.
Menurutnya, selain pembangunan fisik, pemerintah juga menyalurkan dana stimulan bagi warga terdampak agar segera kembali menempati rumah dengan kondisi aman dan kondusif.
“Kami berterima kasih kepada Pak Gubernur yang telah membantu pemerintah kota. Bantuan ini akan digunakan dengan baik untuk memastikan rumah, kios, balai desa, hingga bengkel yang terbakar dapat dibangun kembali,” katanya.
Lebih jauh, Walikota menegaskan pemerintah terus berupaya menyelesaikan persoalan sosial akibat konflik Hunuth – Hitu. Pemkot Ambon bersama Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah mendorong adanya ikatan pela gandong sebagai upaya rekonsiliasi.
“Harapan kami, Hitu dan Hunuth dapat mengikat diri dalam ikatan pela gandong. Pemerintah hanya menggagas, tetapi keputusan ada di masyarakat. Pela gandong jangan hanya narasi, melainkan harus diterapkan dalam kehidupan bersama,” jelasnya.
Diketahui, konflik antarwarga Hunuth dan Hitu pecah usai perkelahian siswa SMK Negeri 3 Waiheru, Selasa (19/8/2025), yang menewaskan seorang siswa asal Negeri Hitu, A. Pelu. Peristiwa itu memicu amarah warga Hitu hingga berujung pembakaran puluhan rumah di Desa Hunuth dan memaksa lebih dari 700 warga mengungsi. (MON)