RakyatMaluku.co.id – KENAIKAN harga emas perhiasan menjadi salah satu pemicu utama inflasi Kota Ambon pada September 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi year on year (yoy) sebesar 2,97 persen, meski lebih rendah dibanding Agustus yang mencapai 3,38 persen.
Kepala BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia, menjelaskan inflasi di Ambon juga didorong oleh kenaikan harga beras, tomat, bawang merah, dan ikan tuna.
“Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau masih memberikan sumbangan inflasi tertinggi yakni 2,36 persen,” ujarnya di Ambon, Kamis, 2 Oktober 2025.
Meski demikian, secara month to month (mtm) Kota Ambon justru mengalami deflasi 0,75 persen. Komoditas yang menekan harga antara lain ikan layang/mumar, ikan selar/kawalinya, ikan tongkol/komu, bawang merah, serta sabun mandi.
Secara umum, tren harga pada September 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu menunjukkan kenaikan. Pemantauan BPS di tiga kabupaten/kota mencatat inflasi yoy sebesar 3,01 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 106,47 pada September 2024 menjadi 109,68 pada September 2025.
Selain kelompok makanan, beberapa sektor lain juga menyumbang inflasi, yakni perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,30 persen, kelompok pendidikan 1,10 persen, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,28 persen.
Adapun tingkat deflasi mtm tercatat 0,29 persen dan inflasi year to date (ytd) sebesar 2,51 persen. (MON)