RAKYATMALUKU.CO.ID — BULA — Terisolasi akibat tidak adanya jembatan penghubung, warga di Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), nekat menerobos banjir deras yang meluap di Kali Madoul, Selasa, 22 Juli 2025, sore.
Aksi berisiko ini dilakukan lantaran tak ada akses jembatan antara Desa Kwaos dan Air Nanang yang berada di seberang kali.
Sejumlah pengendara sepeda motor terlihat berjuang menyeberangi aliran air yang cukup deras. Bahkan, sebuah motor yang dikendarai seorang pria bersama penumpang wanita sempat terseret dan tertahan di tengah arus.
Beberapa kendaraan roda dua lainnya bahkan harus ditandu melewati arus banjir setelah terjebak di tengah kali akibat tingginya volume air.
Yus R, salah satu pengendara yang nekat menerobos banjir, mengaku terpaksa mengambil risiko karena hari mulai gelap.
“Buru cepat, soalnya ini kan sudah mau magrib. Kalau malam tambah bahaya. Makanya mau tidak mau harus terobos saja,” ujarnya.
Ia mengisahkan, motornya hampir hanyut diterjang arus. Beruntung, warga sekitar segera memberikan bantuan.
“Pas lewat itu air sampai di atas lutut, celana semua basah. Untung masyarakat bantu dorong,” tuturnya.
Sementara itu, warga Desa Kwaos, Sehan, mengaku kejadian serupa sudah sering terjadi saat musim hujan.
“Kalau hujan deras, banjir bisa berjam-jam. Warga terpaksa nekat terobos karena mungkin ada urusan penting,” katanya.
Ia berharap pemerintah daerah tidak menutup mata atas kondisi tersebut.
“Semoga pemerintah bisa melihat dan memberi perhatian serius untuk keamanan dan kenyamanan warga,” harapnya. (DIK)