Surah Al Kahfi menjadi salah satu surah dalam Al-Qur’an yang sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari Jumat. Surah ke-18 ini tidak hanya sarat dengan kisah-kisah inspiratif, tetapi juga menyimpan banyak keutamaan dan manfaat spiritual bagi umat Islam yang membacanya.
Dikenal dengan kisah Ashabul Kahfi, surah ini mengajarkan tentang keteguhan iman, kesabaran, serta perlindungan dari berbagai ujian. Salah satu keutamaannya yang paling terkenal adalah perlindungan dari fitnah Dajjal, sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Muslim: “Barang siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan dilindungi dari fitnah Dajjal.” Dengan membaca dan memahami ayat-ayat ini, seorang Muslim akan memperoleh kekuatan iman untuk menghadapi godaan di akhir zaman.
Selain itu, membaca Surah Al Kahfi juga dipercaya membawa cahaya antara dua Jumat. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan bersinar baginya cahaya di antara dua Jumat.” Cahaya spiritual ini menjadi simbol petunjuk dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
Keutamaan lainnya adalah pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang membaca Surah Al Kahfi pada hari Jumat akan memiliki cahaya yang memancar dari bawah kakinya hingga ke langit, dan akan menerima ampunan atas dosa-dosanya di antara dua Jumat. Selain itu, surah ini juga membawa kedamaian dan ketenangan** bagi pembacanya. Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa turunnya awan saat seseorang membaca Al Kahfi adalah tanda hadirnya rahmat dan ketenteraman dari Allah SWT.
Tak hanya memberikan perlindungan dan kedamaian, Surah Al Kahfi juga mengandung banyak pelajaran berharga melalui kisah-kisah seperti Ashabul Kahfi, Nabi Musa dan Khidir, hingga Raja Dzulqarnain. Cerita-cerita ini mengajarkan tentang kekuatan iman, kebijaksanaan, dan keteguhan dalam menghadapi ujian hidup. Membaca Surah Al Kahfi setiap Jumat bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk ibadah yang memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT serta menuntun hati menuju cahaya petunjuk-Nya. (*)
