RakyatMaluku.co.id – AMBON, Penetapan Ridwan Rahman Marasabessy sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) mendiang Rasyad Efendi Latuconsina di kursi DPRD Maluku oleh DPP Partai Golkar kembali memicu gejolak internal di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Keputusan yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum DPP Golkar Bahlil Lahadalia itu menuai protes keras dari kubu Azis Mahulette, peraih suara terbanyak kedua setelah almarhum Efendi Latuconsina pada Pemilu 2024 lalu.
Kuasa hukum Mahulette, Roni Elia Sianressy, menilai keputusan tersebut sebagai tindakan sewenang-wenang dan pelanggaran terhadap prinsip keadilan partai.
“Penetapan Ridwan oleh DPP Golkar itu sama saja merampok hak asasi orang. Ini tindakan keji dan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegas Sianressy, Rabu (8/10/2025).
Tak berhenti di situ, Sianressy juga menuding dua pimpinan sementara DPD Golkar Maluku, yakni Plt Ketua Umar Lessy dan Sekretaris Derek Loupatty, sebagai kader karbitan yang tidak memahami tugas dan mandat organisasi.
“Mereka itu ditunjuk untuk apa? Harusnya mereka tahu aturan. Kalian ditugaskan untuk melaksanakan Musda, bukan melakukan gerakan lain,” sindirnya tajam.
“Kami akan berjuang membela kebenaran demi tegaknya keadilan sampai titik darah penghabisan. Jadi jangan dulu bersenang-senang,” tambahnya
Konflik internal ini menambah panjang deretan polemik di tubuh Partai Golkar Maluku, yang sejak awal tahun diwarnai tarik-menarik kepentingan antara faksi lama dan kepemimpinan baru hasil penunjukan DPP.
Kini, publik menanti apakah DPP akan meninjau ulang keputusan PAW tersebut, atau justru membiarkan bara konflik di tubuh Golkar Maluku terus menyala. (*)
