- Terkait ‘Bobrok’ Rencana Pembangunan Pasar Apung Batu Merah
RakyatMaluku.co.id – AMBON, Satu-satu bobrok rencana pembangunan Pasar Apung Batu Merah mulai mengemuka. Salah satunya yakni, belum adanya perjanjian atau Momerandum of Understanding (MoU) antara CV Alive To Madale dengan Pemerintah Negeri Batu Merah.
Anehnya lagi, pihak ketiga sudah menurunkan 28 tiang pancang ke lokasi proyek tanpa dasar yang mengikat.
Informasi yang diterima Rakyat Maluku, hingga kini antara Pemerintah Negeri Batu Merah dan pihak ketiga belum menandatangani perjanjian kerjasama pembangunan pasar yang dikemas dalam konsep Water Front City Negeri Batu Merah itu.
“Belum ada MoU (Memorandum of Understand) dengan pengembang,” akui Raja Negeri Batumerah, Ali Hatala, kepada media ini di Kantor Pemerintah Negeri Batumerah, Senin, 29 September 2025.
Menurutnya, belum adanya perjanjian kerja sama tersebut (MoU) lantaran masih terkendala masalah administrasi.
Ada administrasi atau hal-hal yang harus kita sepakati dulu. Kita masih koordinasi dengan pihak pengembang,” terang Hatala.
Selain administrasi, lanjut Hatala, masalah anggaran juga belum memiliki kejelasan.
“Kita juga belum tahu anggarannya berapa ini,” tambahnya.
Kendati demikian, beberapa pihak di Negeri Batu Merah yang menyayangkan terburu-burunya pihak ketiga memasukkan material berupa tiang pancang ke lokasi proyek.
“Belum ada perjanjian apa-apa antara pemerintah negeri dengan pihak ketiga, tapi aneh pihak ketiga sudah masukkan tiang pancang,” ungkap salah satu petinggi di Negeri Batu Merah yang meminta namanya tidak ditulis, Senin 29 September 2025.
Menurutnya, selama ini pemerintah negeri dengan pihak ketiga baru sebatas membicarakan pembangunan pasar tersebut. Tapi belum menemukan kesepakatan yang dibubuhkan dalam perjanjian.
Ironisnya, pihak ketiga sudah menurunkan 28 tiang pancang di bibir jalan yang berdekatan dengan Masiid Al Ma’ruf Pantai Batu Merah.
“Katong juga heran, tiba-tiba Alham (pemilik CV Alive) sudah turunkan tiang pancang. Bahkan mengganggu orang pu jualan di pinggir jalan,” tambahnya.
Untuk itu, Negeri Batu Merah disebutkan memberikan waktu kepada pihak ketiga untuk menaruh tiang pancang di badan jalan tersebut sampai Rabu pekan ini. Sampai Rabu mereka berharap tiang-tiang pancang tersebut telah dipindahkan. “Nanti terserah kontraktor dong mau pi taruh kembali dimana?” terangnya.
Beberapa staf di Batu Merah juga mengkhawatirkan jalan di bibir pantai itu amblas atau turun karena menampung beban tiang pancang yang dimana beratnya mencapai 3 ton per tiang. Berarti ada 84 ton tiang pancang di atas jalan itu.
“Ini ada 28 tiang, ditaruh di atas jalan yang tanah awalnya timbunan. Kami khawatir kalau lama di situ jalan amblas,” terangnya.
Direktur CV Alive To Madale, Alham Valeo yang dikonfirmasi via pesan whatsapp mengaku masih berada di luar daerah. Dia mengaku akan menjelaskan setelah kembali ke Ambon.
“B mase luar kota bu nanti maso Ambon e (saya masoh di luar kota, tunggu setelah kembali ke Ambon,” balas Alham dengan dialeg Ambon. (TIM)